SYIAR DEBAR ‘Sifat Jujur Melahirkan Kecerdasan’ Oleh: Ustad Dr.Mukhrij Sidqy, MA

DEBAR.COM.-DEPOK- Sifat pertama yang wajib bagi para Rasul (utusan Allah) adalah “Ash-Shidq” (honesty), yang secara bahasa juga bermakna tepat, teguh, konsisten, sungguh-sungguh. Dalam Alquran, selain disebutkan ada perkataan yang benar (Lisan Ash-Shidq), juga disebutkan beberapa hal lain yang diberi atribut serupa (Ash-Shidq). Misalnya, jalan keluar dan masuk yang benar (makhraj ash-shidq dan madkhal ash-shidq), langkah atau sepak terjang yang benar dan tepat (qadam al-shidq), dan tempat duduk atau kediaman yang benar dan sejati (maq’ad al-shidq), berarti kejujuran mencakup perkataan, perbuatan dan kondisi batin.

Dalam matan Jauharah At-Tauhid karya Syeikh Ibrahim Al-Laqqani disebut urutan keempat sifat itu adalah, Ash-Ashidqu, Amanah, Tabligh, Fathanah. Ternyata urutan keempat sifat tersebut sangat tepat, ke-Jujur-an akan melahirkan amanah, jika sudah amanah pasti tabligh, jika sudah tabligh mestilah ia cerdas. Rasulullah SAW bersabda :

“Orang mukmin yang paling utama adalah orang yang paling baik akhlaknya. Orang mukmin yang paling cerdas adalah orang yang paling banyak mengingat kematian dan paling bagus persiapannya untuk menghadapi kematian. Mereka semua adalah orang-orang cerdas (yang sesungguhnya).” (HR. At-Tirmidzi).

Dalam hadis di atas Rasulullah SAW menyebut orang cerdas adalah mereka yang mempersiapkan kehidupan akhiratnya, dan jujur adalah kunci utamanya. Seseorang tidak mungkin berlaku jujur kecuali ia memiliki ‘The Great Vision’ (Tujuan Agung) yang sulit dinalar oleh mereka yang rela menukar akhirat dengan ‘recehan’ dunia. Maka kita mendapati, banyak orang terhormat yang menghinakan dirinya dengan harta yang tak dapat ia nikmati sepenuhnya.

Jujur adalah bentuk kecerdasan spiritual (Spiritual Qoutient) yang menjadi pemandu bagi kecerdasan intelektual (Intellegence Qoutient). Intelektual sederhana dengan kejujuran akan menjadi istimewa, karena secara naluriah, manusia lebih menyukai kejujuran daripada kecerdasan, walaupun dirinya sendiri tidak jujur, seperti koruptor yang butuh asisten jujur. Sebaliknya, intelektual istimewa tanpa kejujuran tidak akan berharga bagi manusia, karena manusia lebih takut kepada orang pintar tetapi tidak jujur. Maka, cara untuk mencerdaskan manusia adalah dengan mendidiknya menjadi manusia jujur.(MUKHRIJ/Debar)

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button