SYIAR DEBAR ‘Resolusi Manusia Yang Cerdas’ Oleh: Ustad Dr.Mukhrij Sidqy, MA

DEBAR.COM.-DEPOK- Resolusi adalah mengulang kembali cita-cita yang hendak kita tuju, dan resolusi adalah bukti hidupnya akal manusia. Namun, tidak semua dari resolusi itu ideal, selama resolusi itu masih bersifat duniawi, materialis, dan individualis, maka itu belum menunjukkan sebagai akal manusia yang cerdas. Manusia yang cerdas akan memiliki visi yang jauh kedepan, bukan lagi dunia tetapi akhirat, bukan lagi materialis tetapi substantif, bukan lagi individualis tetapi berjamaah. Rasulullah SAW bersabda “Dunia diciptakan untuk kalian dan kalian diciptakan untuk akhirat”, jangan sampai terbalik.

Allah SWT berfirman “Sesungguhnya manusia berada dalam kerugian, kecuali yang beriman dan melakukan amal sholeh, saling menasehati dalam kebenaran dan kesabaran” (QS. Al-‘Ashr : 3). Ayat ini hendaknya menjadi tolak ukur kita, apakah kesibukan kita selama ini sudah masuk dalam kategori amal sholeh atau baru sebatas kesibukan duniawi saja? Apakah bermanfaat untuk orang lain atau hanya memanfaatkan orang lain? Jika kesibukan kita tahun yang lalu tidak menjadi amal sholeh sungguh kita termasuk manusia yang merugi, apalagi kita mengulang kehidupan tersebut di tahun yang baru.

Kita ingin menjadi lebih baik dari tahun sebelumnya, tetapi sudahkah kita mengerti tolak ukur manusia yang baik itu? Rasulullah SAW bersabda “Sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat untuk manusia lainnya”. Dengan tolak ukur ini sederhana sekali, jika kita ingin menjadi lebih baik dari tahun sebelumnya, hendaknya kita menjadi lebih bermanfaat di tahun ini bagi sesama. Jika tahun sebelumnya hanya berorientasi individualistis, maka tahun ini berorientasi untuk memberi manfaat kepada manusia lainnya.

Tujuan penciptaan manusia adalah untuk beribadah kepada Allah SWT (liya’budûn), atau untuk mengenal-Nya (liya’rifûn). Maka resolusi yang cerdas adalah instropeksi diri sudah sebaiknya apa kita dalam beribadah kepada-Nya, dan sudah sejauh apa kita mengenal-Nya. Berapa banyak nikmat yang telah Allah SWT berikan kepada kita, apakah berbagai nikmat itu sudah kita syukuri dan membuat kita semakin mengenalnya, atau sebaliknya, semakin menuntut kepada-Nya dan tidak pernah merasa puas dengan nikmat-Nya?

Jika Allah SWT memberikan kita kesempatan untuk menyaksikan pergantian tahun, itu tanda bahwa kita masih diberikan kesempatan untuk memperbaiki segala kesalahan kita di tahun-tahun yang lalu, dan agar kita semakin memperbanyak dan menyempurnakan amal sholeh kita. Semoga, tidaklah bertambah tahun kecuali bertambah juga kebaikan dan kemanfaatan kita, sehingga setiap tahun menjadi tahun yang diberkahi.(MUKHRIJ/Debar)

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button