MUI Depok Ajak Bangkitkan Ekonomi Umat Berbasis Masjid
DEBAR.COM.-PANCORAN MAS, DEPOK- Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Depok menggelar acara Seminar Sehari Membangkitkan Ekonomi Ummat Berbasis Masjid. Sedikitnya 100 orang peserta dari perwakilan pengurus DKM, pengurus MUI, Ulama, tokoh masyarakat dan lainnya.
“Kita ingin memberikan wawasan tentang peran masjid dalam upaya pemberdayaan ekonomi keumatan. Tentunya, bagi Pengurus DKM ada amal usaha ekonomi di masjid,” ujar Sekretaris MUI Kota Depok H. Khairullah Ahyari seusai acara. Gedung Dakwah MUI Depok, Jl. Nusantara, Pancoran Mas. Selasa (06/11/2018).
Khairullah mengungkapkan bagi mereka yang menjalankan perekonomian berbasis masjid haruslah pribadi dengan semangat kerja keras, tahan banting, amanah, jujur, ulet dan lainnya. Dirinya menyadari akan kekurangan SDM tersebut.
“Sebenarnya masjid ada sumber dana, tinggal bagaimana mengelolanya. Pemberdayaan ekonomi berbasis masjid tidak jadi suatu keharusan, tapi lebih pada fungsi dan peran masjid. Apalagi, dalam urusan keuangan sangat sensitif,” paparnya.
Ketua Komisi Ekonomi MUI Kota Depok KH. Dr. Naseri Muhammad mengaku ingin menjadikan masjid sebagai sarana kekuatan ekonomi terutama pada jamaah masjid. Untuk itu, lanjutnya, perlu diaplikasikan dalam kegiatan ritel, pengelolaan BMT, ZIS yang tepat sasaran, koperasi dan lainnya.
“Sebenarnya banyak di pengurus DKM punya kemampuan manajemen, cuma mereka tidak mau munculkan diri. Jika masyarakat di Depok mau mikirkan dan terjun langsung di masjid gak seperti sekarang. Masih ada pola pemikiran masjid hanya tempat ibadah saja, bukan pemberdayaan ekonomi umat,” terangnya.
Pihaknya mengajak secara bersama-sama membangun ekonomi umat. Yaitu: adanya sinergitas secara bersama memikirkan ekonomi keumatan berbasis masjid. “Tentunya, kita berharap masyarakat yang ada di sekitar masjid ikut serta sejahtera dalam ekonomi dengan adanya pemberdayaan,” harapnya.
Sedangkan H. Acep Al Azhari selaku narasumber memberikan materi ‘Menciptakan Pasar Melalui Kekuatan Berjemaah’ mengatakan, masalah ekonomi kita ada dipasar, pembelaan terhadap produk umat belum maksimal oleh karena itu kita ingin tidak berhenti disini saja.
“Harus ada kegiatan lanjutan pemberdayaan ekonomi. Seperti bincang bareng pengusaha Depok dan lainnya,” pungkasnya. (2R/Debar)