Warga Depok Guru SDN Pitara 1 Jadi Korban Tsunami Anyer
DEBAR.COM.-ANYER, BANTEN- Terjangan tsunami yang terjadi di Anyer, Banten pada Sabtu malam (22/12/2018) dilaporkan warga Depok Kelurahan Sawangab Lama, Kecamatan Sawangan, Depok menjadi korban tsunami.
Dari data yang berhasil dihimpun diketahui para korban adalah suami istri bernama Parwoto (41) dan Ida Susanti (41). Kemudian, ketiga anaknya, Inggrit (19 tahun), Yani (13 tahun) serta Nunu (7 tahun).
Ditemui di rumah duka, Isan, ayah kandung Ida menceritakan, ketiga cucu serta manantunya itu selamat, sedangkan sang anak (Ida) hingga kini belum diketahui kabarnya.
“Alhamdulillah, cucu sama mantu saya selamat. Mereka luka parah. Sekarang lagi dirawat di RSUD Sawangan, enggak jauh dari rumah,” katanya, Minggu (23/12/2018).
Dikatakan Isan, anak, mantu dan ketiga cucunya itu pergi ke Anyer dalam rangka mengisi liburan sekolah. Mereka berangkat sejak Sabtu sore dan sampai di Anyer sekitar pukul 21.00 WIB. Namun, tak lama menikmati udara pantai, tiba-tiba ombak menerjang cukup tinggi.
“Nah, posisi mereka itu baru pada keluar dari mobil. Mobilnya ringsek parah. Pas ada ombak katanya pada lari berhamburan, nyelamatin diri,” kata Isan menceritakan kronologi kejadian yang didapat dari sang menantu.
Pria paruh baya ini mengatakan, mendapat kabar duka itu sekira pukul 21.30 WIB. “Saya dapat kabar dari Parwoto mantu saya. Pas saya telepon lagi udah enggak bisa,” katanya.
Menurut pengakuan sang menantu, ketiga cucunya itu selamat setelah ditolong warga setempat dan dibawa ke mobil pick-up warna putih.
“Mantu saya lihat anaknya ada di mobil putih, langsung dikejar. Nah kalau anak saya si Ida sampai sekarang belum ketemu,” ujarnya.
Korban tsunami lainnya yang juga warga Depok, H Dodi (60) suami dari Lina Marlina (59) warga Jl. Desa Raga Jaya Tanjakan Kramat Gg. Mawar RT 01/04 merupakan seorang guru yang mengajar di SDN Pitara 1 Kecamatan Pancoran Mas Lina Marlina Nip : 195902271978032004 Pembina, IV/a juga turut menjadi korban. Almarhumah berangkat liburan bersama suami, anak, mantu dan cucunya.
“Saya turut berduka cita yang sedalam-dalamnya, semoga Almarhum dan Almarhumah ditempatkan disisi Allah SWT, Amin,” tutur Kepala Sekolah SDN Pitara 1 Supriatna sedih.
Dikatakan Supriatna, selain Almarhum penuh dedikasi dan penuh kasih sayang dalam mengajar. “Almarhum akan memasuki pensiun pada bulan Pebruari 2019,” pungkasnya.
Kedua mayat suami istri tiba dikediamannya pada pukul 17.45.Wib. Sampai berita ini diturunkan, Hery sang supir yang membawa keluarganya yang juga menjadi korban, belum dapat diketemukan jenasahnya.(AR/Debar)