SYIAR DEBAR: ‘Berjihad Dengan Media Massa’ oleh: Ustad Dr.Mukhrij Sidqy, MA
DEBAR.COM-DEPOK- Ada pergeseran terminologi ‘ummi’ (B. Arab) yang sering diartikan tidak bisa membaca dan menulis. Khususnya ketika kata tersebut disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW dalam kalimat ‘Nabiyyil umiyyi’, berarti Nabi yang tak membaca ataupun menulis. Bahkan diartikan secara bebas dengan ‘buta huruf’. ‘Ummi’ dalam konteks saat ini berarti tidak melek atau ketinggalan informasi.
Dengan pergeseran istilah ‘buta huruf’ (ummi), yang berarti buta dan tertinggal informasi, maka peran media informasi menempati posisi yang sangat vital dalam kehidupan sosial. Bahkan, jika ditelusuri bangkit dan runtuhnya sebuah peradaban tak luput dari kerja jurnalis dan pemilik media. Peradaban Islam sendiri ditopang dengan media informasi besar dan sakral, itulah kitab suci Al-Quran, yang memuat berita (informasi) yang pasti kebenarannya.
Media informasi sangat berperan bagi seluruh sisi kehidupan, tak terkecuali sisi pembentukan akhlak, pemikiran dan edukasi. Pergeseran nilai yang terjadi pada bangsa kita, dari masyarakat sederhana nan ramah menjadi masyarakat hedonis, konsumtif dan individualistis tak lepas dari peran mediamassa, media informasi khususnya media sosial.
Jika media mengambil peran dan tanggung jawab sebagai pengawal budaya, penjaga karakter luhur bangsa, memberi informasi edukatif, maka sesungguhnya media telah mengambil jalan jihadnya. Karena, satu orang saja dari sekian banyak penikmat media yang menjadi baik karena informasi yang disampaikan, maka si penyampai telah mendapat pahala yang lebih mahal dari dunia dan seisinya.
Perlu diingat, bahwa jurnalis adalah agennya malaikat Raqib dan Atid. Kedua malaikat itulah yang setiap hari mencatat, dan kelak menginformasikan kembali nanti pada yaumil hisab (hari penghitungan). Maka apa yang kita tulis, dokumentasikan hingga kita informasikan akan diminta pertanggung jawabannya. Mudah-mudahan, media yang kita jalani bisa menjadi ladang pahala jihad kita. (MS/Debar)