SYIAR DEBAR ‘Ketika Ilmu Diangkat Dari Bumi’ Oleh: Ustad Dr.Mukhrij Sidqy, MA
DEBAR.COM.-DEPOK- Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassallam pernah bersabda, “Allah mencabut ilmu tidak langsung mencabutnya dari manusia, setelah Dia memberikan ilmu itu kepada mereka. Tetapi mencabutnya dengan cara mewafatkan ulama. Setiap seorang ‘alim wafat, maka hilang pula ilmu yang ada pada dirinya. Hingga akhirnya yang tersisa hanya para pemimpin jahil. Jika mereka ditanya apa saja kemudian mengeluarkan fatwa tanpa ilmu. Akhirnya sesat (dirinya) dan menyesatkan (orang lain).” (Muttafaq ‘Alaih).
Hadis di atas cukup relevan bagi masyarakat Depok saat ini, dimana masyarakat Depok telah kehilangan dua mata air ilmunya, orang tua dalam agama, yaitu KH. Muhammad Nasri (Muallim Nasri) dan KH. Abdurrahman Nawi (Buya Nawi) semoga Allah Jalla wa ‘Ala menempatkan keduanya bersama para Syuhada, Awliya, Sholihin dan Muqarrabin. Tentu mangkatnya para ulama adalah kehilangan besar bagi masyarakat, karena satu ulama tidak sebanding dengan seribu ahli ibadah yang jahil (lafaqîhun wâhidun asyaddu ‘ala asy-syaithân min alfi ‘âbidin).
Depok dengan MUI-nya memang memiliki program pengkaderan ulama (PKU), begitupun dengan kota dan provinsi lain. Tetapi bukan berarti lulusannya dijamin akan menjadi ulama, bahkan tidak semua yang duduk di organisasi tersebut menyandang gelar ulama, karena ulama adalah perpaduan dari Khasyah dan ilmu, dan keduanya menjadi hal yang sangat langka. Mungkin ada yang berilmu, tetapi tidak khasyah (memiliki rasa takut disertai taat kepada Allah). Adapula yang sholeh namun kurang berilmu, dan perpaduan keduanya langka di atas langka.
Hujjatul Islam Abu Hamid Al-Ghazali ra meriwayatkan, bahwa para ulama sangat sayang kepada umat ini daripada bapak dan ibu mereka. Kenapa seperti itu”, kata sang penanya? Ya. Karena bapak dan ibu mereka hanya memelihara mereka agar tidak masuk ke neraka dunia. Namun para ulama menjaga mereka agar tidak masuk ke dalam neraka akhirat, kata Yahya ibn Mu’adz. Dan kehidupan akhirat jauh lebih mulia dan abadi daripada dunia ini.
Masyarakat Depok sangat mencintai kedua ulama yang baru mangkat tersebut, namun Allah Jalla wa ‘ala lebih mencintai keduanya. Meski begitu, kita tidak boleh larut dalam duka, tetapi bangkit untuk mencetak generasi yang kelak akan menggantikan keduanya, karena masyarakat tanpa ulama akan seperti binatang, seperti apa yang katakan oleh Hujjatul Islam Abu Hamid Al-Ghazali ra “Lawla al-‘ulamâ, lakâna an-nâsu ka al-bahâim”, maksudnya, dari para ulama-lah kita belajar akhlak mulia, dan manusia tanpa akhlak tak ubahnya binatang.(MUKHRIJ/Debar)