Duet Idris-Pradi Dipastikan Pecah Kongsi
DEBAR.COM.-DEPOK- Duet Idris – Pradi, yang kini menjadi Wali Kota Depok dan Wakil Wali Kota Depok, hampir pasti dikatakan pecah kongsi dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Depok 2020. Mohammad Idris, kini, terus melakukan komunikasi politik dengan pimpinan partai politik di Kota Depok. Begitupun Pradi Supriatna.
Bahkan Pradi secara terbuka memastikan dia mencalonkan diri sebagai Wali Kota Depok dalam Pilkada 2020. Pradi diusung Partai Gerindra yang telah menjalin koalisi dengan PDI Perjuangan (PDIP), yang mencalonkan Afifah Aliyah sebagai Wakil Wali Kota Depok.
“Saya siap berpasangan dengan Afifah untuk maju dalam Pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Depok tanggal 9 Desember 2020 mendatang,” kata Pradi dalam acara Bincang Siang dengan Bakal Calon (Balon) Wali Kota Depok yang digelar oleh DMC di Hotel Bumi Wiyata, Rabu (08/07/2020).
Pradi yang juga Ketua DPC Partai Gerindra Depok lebih lanjut merasa bangga karena hasil komunikasi dengan PDI Perjuangan Depok telah menelurkan kandidat pasangan kepala daerah dalam Pilkada Depok.
“Komunikasi politik tersebut telah kami laporkan ke pimpinan di tingkat pusat. Tak hanya Gerindra Depok, PDI-P pun melakukan hal yang sama. Karena mekanismenya memang seperti itu, bahwa kami di Depok ditugasi untuk menjalin kerja sama politik dalam menjaring figur bakal calon kepala daerah. Setelah diperoleh balon selanjutnya diusulkan ke Dewan Pimpinan Pusat yang kelak memutuskan. Sebatas itulah wewenang kami,” ujarnya.
Selain Gerindra dan PDIP, koalisi juga dilakukan Partai Demokrat, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Empat partai ini telah mendeklarasikan koalisi Tertata, sehingga bisa mengusung pasangan kepala daerah.
Koalisi Tertata akan mengusung kembali Mohammad Idris sebagai Wali Kota Depok. Namun figur calon Wakil Wali Kota pendamping Idris, hingga kini belum diusulkan.
Sementara dua partai lainnya, yakni Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Golkar belum menentukan figur Wali Kota dan Wakil Wali Kota. PKS, dengan modal 12 kursi di DPRD Depok, tanpa harus berkoalisi bisa mengusung pasangan yang dijagokan.
Sedangkan Partai Golkar, yang hanya memiliki lima kursi, harus berkoalisi untuk bisa mengusung calonnya dalam Pilkada 2020. Hingga kini, belum final kepada siapa partai ini hendak berkoalisi.
Dengan demikian Gerindra dan PDIP yang telah siap dengan pasangan balon. Pradi optimistis, DPP baik Gerindra dan PDIP bakal merekomendasikan usulan tersebut.
Kendati Pradi telah digadang-gadang sebagai calon Wali Kota, namun dia berupaya tetap profesional. “Saat ini saya masih sebagai Wakil Wali Kota Depok. Maka, saya tetap menjalankan tugas sesuai ketentuan yang berlaku yakni mensuport Wali Kota Depok hingga akhir masa bakti,” beber Pradi.
Komunikasi dengan Mohammad Idris, selaku Wali Kota Depok, ujarnya, masih terjalin baik. “Kecuali komunikasi politik. Pak Idris pun tidak pernah menemui saya dalam kapasitas sebagai Ketua Partai Gerindra Depok terkait pencalonannya kembali sebagai Wali Kota. Para ketua partai lain kan ditemuinya kecuali saya,” ungkap Pradi.
Namun hal tersebut tidak membuatnya kehilangan fokus dalam tugas pemerintahan. “Saya tetap bertugas sebagai Wakil Wali Kota,” tandas Pradi.
Dia pun tidak terlalu risau dengan mutasi jabatan di Pemerintahan Kota Depok. “Tidak ada yang harus saya khawatirkan, walau ada yang bilang pejabat baru yang dilantik bukan orang terdekat saya,” tuturnya.
Pradi hanya mengingatkan bahwa para pejabat, mulai dari lurah hingga kepala dinas, adalah para Aparatur Sipil Negara (ASN) yang harus netral dan tidak berpolitik. Tugas dan fugsi ASN, ucapnya, adalah melayani masyarakat tanpa membeda-bedakan latar belakang politiknya.
“Saya akan bersikap tegas terhadap ASN yang tidak bersikap netral,” tegasnya. (AR/Debar)