Tasyakuran Kemerdekaan Bersama Tokoh Lintas Agama, PKS Jaga Konsensus Bangsa

DEBAR.COM.-JAKARTA- Presiden PKS Mohamad Sohibul merasa bersyukur dengan eksistensi kemerdekaan Indonesia hingga 75 tahun. Sohibul Iman menyebut kemerdekaan hingga 75 tahun di tengah bangsa yang sangat majemuk dari suku, agama, budaya dan bangsa sebagai keajaiban dunia.

“Bila dilihat betapa majemuknya Indonesia dari sisi agama, suku, budaya dan bahasa maka mampu bertahan selama 75 tahun merupakan miracle of the world. Tidak ada negara yang seplural Indonesia bisa bertahan hingga 75 tahun,” ungkap Sohibul Iman dalam Tasyakuran dan Renungan Kemerdekaan bersama Tokoh Lintas Agama secara virtual, Senin (17/08/2020) malam.

Sohibul Iman mencontohkan, Negara Yugoslavia yang juga terdiri dari beberapa etnik kini sudah tercerai-berai. Menurutnya, eksistensi kesatuan bangsa ini merupakan karunia dari Allah SWT sekaligus ikhtiar dari founding father yang meletakkan dasar hidup bernegara.

“Indonesia bisa menyelenggarakan kehidupan berbangsa di tengah pluralitas karena berpegang teguh pada common platform seperti Pancasila, UUD NRI 1945, NKRI, Bhinneka Tunggal Ika, Bendera Merah Putih dan banyak konsensus dasar lain yang diletakkan pejuang dan founding father,” ungkap doktor alumni Jepang ini.

Mantan wakil ketua DPR RI ini menegaskan atas dasar itulah PKS akan terus menjaga konsensus bersama itu dalam kehidupan berbangsa. PKS akan terus berjuang mempertahankan konsensus dasar bernegara menjadi pegangan semua anak bangsa. Ia menambahkan Indonesia memang ditakdirkan menjadi negara yang majemuk. “Pluratas di Indonesia adalah taken for granted, harus kita terima sejak lahir,” papar dia.

Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Prof Abdul Mu’ti menilai ada banyak capaian sekaligus catatan perjalanan kemerdekaan bangsa Indonesia hingga menginjak 75 tahun.

“Dinamika kita sebagai bangsa sangat banyak. Alhamdulillah kita sebagai bangsa sudah mencapai tujuan merdeka, bersatu dan berdaulat. Tetapi dalam catatan, kita belum menjadi negara dengan tatanan yang adil dan belum menjadi negara makmur,” tutup Mu’ti. (AR/Debar)

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button