CerSi ‘Sumber Air Pancoran Mas Cikal Bakal Penamaan Sebuah Desa’
DEBAR.COM.-PANCORAN MAS, DEPOK- Kawasan Kecamatan Pancoran Mas , Kelurahan Pancoran Mas, Kota Depok ternyata memiliki ‘Sumber Mata Air’ yang kini masih terjaga kejernihannya dan tidak pernah surut sekalipun. Dibalik kejernihannya Sumber Mata Air Pancoran Mas ternyata merupakan cikal bakal penamaan Desa Pamcoran Mas itu sendiri.
Kondisi Sumber Mata Air Pancoran Mas kini sudah dipugar dengan tembok semen hasil sumbangan PWI pada masa itu dan dijaga oleh Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Disporyata) Kota Depoksebagai situs budaya.
Dahulu, menurut Kiai Machfud Hasyim (71) selaku sesepuh wilayah tersebut, mengatakan bahwa mata air tersebut sesekali mengeluarkan pancuran yang mengeluarkan emas. Berawal dari itulah mengapa saat ini disebut Pancoran Mas.
“Cerita tentang sumber mata air ini memang banyak versi nya. Kalau saya cerita ini sudah kesimpulan dari logika saya, namun kata masyarakat terdahulu bilang sumber ini sesekali mengeluarkan pancuran lalu keluar emas, lalu disebutlah Desa Pancoran Mas,” ujar Kiai Machfud saat diwawancarai awak media Debar, Rabu (27/01/2021).
Dikatakannya, sumber air tersebut berdampingan dengan Situ Pancoran Mas, suasana yang teduh dengan ditanami pohon beringin yang sudah puluhan tahun.
Tempat tersebut memang sering dikaitkan dengan hal-hal mistis namun Kiai Machfud tidak ingin mengkaitkan dengan cerita-cerita mistis tersebut.
Beliau hanya mengatakan bahwa tempat tersebut memiliki cerita legenda tentang Ratu Gumarong.
“Kalau yang saya dengar pertama, dahulu penguasa di sini adalah Ratu Gumarong, dan untuk jenis kelamin versinya beda-beda, kalau yang saya yakini menurut kemampuan internal yang saya bisa Ratu Gumarong itu laki-laki,” ungkapnya.
Menurut cerita versi Kiai Machfud, Ratu Gumarong merupakan sang pemimpin sebuah keraton yang memang kata ratu sendiri merupakan pemimpin keraton bisa laki-laki atau perempuan.
“Kata Keraton dalam bahasa Jawa sendiri serapan dari kata Keratuan,” katanya.
Meski perkembangan zaman terus bergulir dengan segala kecanggihan teknologi, namun Sumber Mata Air tersebut masih terus dijaga keberadaannya.
“Hingga saat ini masih banyak orang berdatangan untuk mandi atau membawa airnya sebagai suatu syarat,” tutupnya. (ENI/Debar)