Bisnis Bertahan Bersama Covid
DEBAR.COM.-PANCORAN MAS, DEPOK- Covid -19 telah menghancurkan sendi ekonomi yang berdampak pada gelombang terbukanya pengangguran baru. Wirausaha dan UMKM diyakini sebagai penopang ekonomi Nasional terdampak. Meski begitu, UMKM harus berjuang sekuat tenaga untuk bisa bertahan atau bangkit di masa Pandemi. Hal itu dibenarkan wirausahawan Kota Depok H. Acep Azhari.
“Kondisi seperti ini tidak bisa dipungkiri, sektor bisnis banyak yang turun pendapatannya bahkan bertumbangan. Untuk itu, ada strategi khusus agar bisnis tetap bisa bertahan di masa Pandemi Covid-19,” ujar Pemilik RM. Gabus Pucung ini seusai acara RAT BMT Azhari yang berlangsung di RM Bakoel Samara, Jl. Raya Meruyung, Rangkapan Jaya, Pancoran Mas. Rabu (10/02/2021).
Menurutnya, para pelaku usaha ini harus paham beberapa strategi agar bisa tetap bertahan di masa Pandemi. Pertama, pelaku harus melakukan riset walaupun kecil-kecilan kenapa ada masih banyak usaha yang lain juga jalan. Ia menilai, tidak semua sektor di masa pandemi ini turun. Misalnya, produksi masker, obat herbal, dan jamu bahkan jasa pengiriman barang meningkat permintaannya.
“Kalau ada jenis usaha yang tidak jalan, kenapa tidak cari usaha lain yang menghasilkan. Jangan mentang-mentang suka, kita tetap pertahankan walau usaha tidak jalan. Sekarang itu bukan gengsi yang diutamakan. Sebab, uang tunai adalah raja dalam bisnis. Percuma punya brand bagus, tapi tidak menghasilkan cash,” terangnya.
Jiacep selanjutnya mengungkapkan, pelaku usaha harus paham teknologi. Menurutnya, saat ini terjadi perubahan perilaku konsumen dengan belanja online. Untuk itu, lanjutnya, harus beradaptasi dan kuasai penjualan online. Untuk memudahkan bisa menggandeng jasa pengiriman online atau kita sendiri yang menyiapkan pengirimannya. Dia menilai, masyarakat mulai berubah dari belanja offline ke belanja online.
“Mau tidak mau si pengusaha itu harus masuk ke dunia digitalisasi.
Cara yang ketiga adalah pendekatannya ke komunitas. Contoh, BMT Al Azhari ini punya pasar di majelis majelis, DKM Masjid dan Musolah juga di komunitas sekolah yang di dalamnya ada guru-guru, orang tua murid, siswa dan itu menjadi pasar produk BMT. Bisnis yang berbasis komunitas akan mempermudah pengusaha. Jadi ciptakan pasar dengan pendekatan kekomunitas,” ungkapnya.
Menurutnya, banyak orang yang mempertanyakan kapan berakhirnya Covid-19. Terlebih lagi, lanjutnya, kondisi serba sulit yang mengharuskan pemenuhan kebutuhan pokok. Untuk itu, di masa Pandemi ini menjadikan Covid-19 bagian kehidupan.
“Fenomena saat ini, orang tidak keluar rumah dan jaga jarak. Mereka mengharuskan transaksi secara online. Sekali lagi pahami prilaku konsumen agar bisnis bisa bertahan,” paparnya.
Dikatakannya pula bahwa bisnis bertumbuh tidak akan melampaui pertumbuhan diri seorang pengusaha. Jadi wajib seorang pengusaha membangun diri. Pengusaha harus memiliki karakter kepemimpinan, cerdas dalam mengambil keputusan. Pasalnya, sebagai seorang pengusaha tidak selalu untung , karena saat rugi dia harus berani menerimanya. Situasi buruk yang menimpa seperti bangkrut, rugi, jatuh bahkan di tipu orang, harus dihadapi dengan kuatnya karakter kepemimpinan. Semua akan menjadi bekal pengalaman, dari pengalaman ini menurutnya pelaku usaha akan memiliki jalan keluar untuk bisa bangkit dan bertahan di tengah himpitan.
“Jangan ngeluh waktu bangkrut atau rugi. Itu adalah momentum untuk bisa bangkit dari keterpurukannya. Dan tentu sebagai orang yang beragama, karakter spiritual menjadi pondasi utama dalam menjalankan segala aktifitas kehidupan termasuk dalam berbisnis,” pungkasnya. (AR/Debar)