SYIAR DEBAR ‘Inilah Esensi Qurban’ Oleh: Ustad Dr.Mukhrij Sidqy, MA
DEBAR.COM.-DEPOK- Dulu Ibnul Mubaraq pergi haji sunah (berhaji untuk ke sekian kali). Di tengah jalan dia bertemu seorang anak perempuan sendirian mengambil seekor burung yang baru mati. Lalu dia bertanya kepada anak perempuan itu, ”Hai kenapa kau ambil burung yang sudah mati?” Perempuan kecil itu menjawab, ”Saya sudah tiga hari tidak makan sementara di rumah saya punya adik-adik yang kelaparan karena tidak ada yang bisa dimakan”. Apa yang dia lakukan? Dia batalkan hajinya, uang buat ongkos perjalanan hajinya dia berikan kepada anak itu. Itu prioritas.
Kita ini biasa beragama itu tidak melihat apa yang prioritas. Kita biasa beragama melaksanakan seperti apa yang kita sukai bukan seperti apa yang disukai Allah. Secara syariat mungkin sudah betul tapi ada yang jadi prioritas utama. Boleh jadi substansinya belum masuk atau boleh jadi substansinya sudah masuk tapi ada yang lebih penting.
Sebenarnya tujuan dari kurban adalah membantu orang-orang yang kesulitan, bukan sekadar menyembelih. Cuma bentuknya waktu itu adalah bentuk kurban. Jangan disalahfahami, bukan berarti kurban itu tidak penting. Kita hanya harus memahami lebih luas dan kita harus pilih-pilih. Mana kegiatan agama yang lebih penting.
Jika ada tetangga kita yang kena musibah atau kesusahan, maka yang harus didahulukan adalah membantu tetangga kita. Ini lebih utama. Tapi kalau orang itu mampu kedua-duanya bagus sekali. Kalau sekarang katakanlah harga kambing antara Rp 700 ribu sampai Rp 1 juta, coba bayangkan mana yang lebih penting antara membagi-bagi makanan kepada tetangganya, atau dia beri beasiswa.
Syech Muhammad Al-Ghazali pernah menulis yang isinya menggambarkan salah satu kelemahan umat Islam adalah tidak pandai memilih prioritas. Saya kira tidak kurang pahalanya orang yang membantu untuk pendidikan, bahkan jauh lebih produktif dan berjangka panjang. Lagi-lagi, ini adalah skala prioritas jika kita dihadapkan dengan pilihan, namun jika kita sanggup memberikan keduanya, qurban dan bantuan, maka itu lebih baik.(Mukhrij/Debar)