Syiar Debar ‘Keindahan Dunia Segera Sirna’ Oleh: Dr. KH. Mukhrij Sidqy, MA
DEBAR.COM.-DEPOK- Saat kita menginginkan sesuatu, jiwa kita begitu bersemangat, pikiran kita terpaut, dan segala hal akan diusahakan untuk mendapatkan apa yang kita inginkan. Seperti anak kecil yang menginginkan mainan, ia menangis, menjerit, bahkan berguling di lantai untuk mendapatkan mainan yang diinginkan. Sampai akhirnya mainan itu di dapatnya, tidak akan lama, mainan itu akan diabaikan karena bosan. Itulah ujung dari apa yang kita inginkan sebelumnya, rasa bosan.
Seorang lelaki apabila menginginkan seorang wanita, apapun akan dilakukan untuk memilikinya, hujan di terjang, panas di lawan untuk bertemu sang wanita. Selalu ditanya makannya, tak dibiarkan wanitanya terluka sedikitpun. Tetapi setelah menikah akan beda kejadiannya. Semuanya menjadi biasa, berkurang bahkan hilang sudah rayuannya, luka sedikit tak diperdulikannya. Keindahan yang dilihatnya dahulu pada wanita tersebut sudah hilang.
Zina disebut zina karena berarti perhiasan. Perhiasan berguna untuk memperindah sesuatu yang awalnya tidak indah atau menambah keindahan pada sesuatu tersebut. Zina adalah perbuatan buruk nan keji. Hanya saja setan memperindah perbuatan tersebut hingga banyak orang terjerumus ke dalamnya. Ketika syahwat sudah terpuasakan, seketika keindahan dan kenikmatannya pun hilang. Kenikmatannya sesaat. Sayangnya malaikat sudah mencatatnya dan azabnya di akhirat abadi.
Saat orang korupsi, dia menginginkan memiliki banyak harta, agar bisa tidur nyenyak dan makan enak. Setelah semua makanan enak dan mahal ia lahap, kenikmatan itu perlahan akan hilang, nikmat yang dulu pertama kita rasakan, akan berbeda setelah berkali kali dirasakan. Akhirnya uang korupsi yang mati matian di dapatkan untuk menikmati kemewahan tersebut tidak lagi bisa membeli kenikmatan, karena kenikmatan dunia pasti sirna. Sayangnya, azab yang kelak ditanggung akibat korupsinya akan abadi.
Allah SWT mengibaratkan dunia ini seperti petani yang takjub dengan tanamannya, tapi lama kelamaan petani tersebut bosan hingga membiarkan tanamannya kering dan hancur. Itulah perumpaan dunia. Adapun yang abadi hanyalah nikmat atau azab di akhirat. Tetapi karena syahwat dan hiasan setan kepada dunia, itulah manusia mengira kenikmatannya akan abadi. Dunia ini seperti saat kita berpuasa, sebelum buka kita ingin melahap semua makanan, sesudah berbuka, rasanya cukup hanya beberapa potong kue dan seteguk air.(MUKHRIJ/Debar)