Perwakilan Pemuda Indonesia di AYC 2023 Kembangkan Komunitas di ASEAN
DEBAR.COM.-JAKARTA- ASEAN Youth Conference 2023 (AYC) menyisakan banyak cerita menarik yang patut disimak. AYC merupakan agenda tahunan organisasi pemuda ASEAN yang mengumpulkan generasi muda di seluruh negara anggota dan mitra. Sekitar 150 pemimpin muda dan pembuat perubahan ASEAN serta Internasional berbagi pemikiran tentang tantangan di masyarakat. Selanjutnya, mereka membantu mengembangkan dan melaksanakan proyek-proyek internasional. AYC menstimulus tiga pilar yaitu: ASEAN Economic Community (AEC), ASEAN Political-Security Community (APSC) dan ASEAN Socio-Cultural Community (ASCC).
Seperti yang disampaikan salah satu peserta AYC 2023, Nadia Mumtaz Hilmiya siswi kelas 12 Sekolah Menengah Musik (SMM) Perguruan Cikini, Duren Tiga, Jakarta Selatan. Melalui presentasi kelompoknya terpilih mewakili kategori Socio Cultural Community sebagai presentasi terbaik. Bersama kelompoknya akan mendapatkan kesempatan untuk pendampingan dan menerapkannya di salah satu negara Asean.
“Acara ini sangat menarik karena bisa berdiskusi langsung, bekenalann dengan delegasi dari berbagai negara dan perwakilan Asean. Tidak hanya membahas isu strategis dan bertukar pikiran, namun juga membangun relasi serta berbagi pengalaman antar peserta,” kata Nadia yang juga warga Beji, Depok, Selasa (21/11/2023).
Nadia mengungkapkan projek yang dibuat kelompoknya adalah ASEAN Socio-Cultural Community ASCC Group 5. Menurutnya, projek yang disusunnya adalah bagaimana cara meningkatkan infrastruktur yang ada, aksesibillitas, kesempatan dalam dunia pendidikan, pekerjaan, dll. Dalam diskusi tersebut, dirinya menekankan mengenai aspek pendidikan dan aksesibilitas bagi PWDs. Disamping itu, lanjutnya, pentingnya memahami kebutuhan individu agar bisa menciptakan lingkungan yang mendukung dan inklusif bagi semua.
“Projek ini menarik karena memiliki tujuan dan langkah yang jelas mengenai program yang akan dilaksanakan. Selain itu, jika setelah evaluasi projek ini memiliki respond yang bagus maka akan sangat bermanfaat bagi kehidupan orang-orang dengan disabilitas terutama di wilayah Filipina,” terangnya.
Dirinya berharap dengan adanya projek ini dapat meningkatkan kehidupan bagi PWDs, dimulai dari level komunitas (sekitar lokal) hingga nantinya menyebar ke wilayah lainnya (terutama di ASEAN). Menurutnya, pemuda atau generasi millenial mempunyai peran krusial dalam membentuk masa depan yang lebih baik. Ia menambahkan, setiap usaha kecil, ide kreatif, dapat menjadi batu loncatan menuju perubahan positif yang luar biasa.
“Kesempatan untuk berprestasi tak hanya merupakan impian, namun merupakan kenyataan yang dapat diwujudkan melalui kerja keras, dedikasi, dan semangat pantang menyerah. Jadilah pelopor perubahan, karena di setiap langkahmu, terdapat potensi untuk menciptakan dampak positif bagi orang lain,” harapnya.
Seusai diskusi panel, setiap pillar akan dibagi menjadi 5 kelompok untuk mengerjakan projek yang berkaitan dengan apa yang sudah didiskusikan. Sejak dimulainya program ini pada tahun 2018, AYC telah memberikan dampak langsung kepada 1.000 lebih Pemimpin Pemuda. Selanjutnya telah mempengaruhi lebih dari 30.000 Pemuda ASEAN.
Untuk diketahui kegiatan yang berlangsung tiga hari tersebut dilaksanakan di Jakarta. Konferensi Pemuda ASEAN ini akan menjadi sumbangsih para pemuda dalam melaksanakan agenda perdamaian, stabilitas, solidaritas, persatuan, kemakmuran, dan keberlanjutan di ASEAN. Sesuai dengan keketuaan Indonesia di ASEAN, ‘ASEAN Penting: Episentrum Pertumbuhan’. (MFR/Debar)