SYIAR DEBAR: Akal Tetap Sehat Disaat Masa Politik Oleh : Ustad Dr.Mukhrij Sidqy, MA

(Majlis Taklim Fusda Al-Amjad Kota Depok)

DEBAR.COM-DEPOK- Ada sebuah adagium yang populer “Dua manusia yang tidak bisa menerima nasehat. Tim sukses dan orang yang sedang jatuh cinta”. Saat dimana pemilu semakin dekat, akal sehat semakin langka, tak jelas siapa yang gila dan siapa yang waras. Boleh jadi, karena semakin banyaknya yang tidak waras, akhirnya yang waras lah yang dianggap gila. Seperti seorang pengemudi waras, dijalanan satu arah, melawan banyaknya pengemudi gila yang melawan arah. Pada akhirnya, pengemudi waras itulah yang di anggap gila oleh pengemudi lain yang tidak waras, akibat kalah jumlah.

Beberapa ketidak warasan tim kampanye, atau pendukung kubu politik tertentu adalah : pertama, menganggap kubunya Maha Benar, bukan hanya paling benar. Kedua, melihat kubu lawan tak mungkin benar, semua salah dan pasti salah. Ketiga, mengaku ingin berjuang untuk rakyat, tapi tak pernah sedikitpun memiliki track record tersebut seumur hidupnya, malah uangnya habis untuk membuat banner, baleho, dan poster yang mengotori lingkungan.

Maka, ada tiga hal agar akal kita tetap sehat, walaupun semakin kalah jumlah dengan yang akal sakit. Pertama, sadari kekurangan diri, baik dihadapan manusia, khususnya di hadapan Allah SWT yang Maha Mengetahui. Orang yang memiliki sifat ini, akan bersikap merendah walaupun memiliki berbagai kelebihan, dan legowo mengakui kelebihan orang lain. Budaya ini semakin hilang dengan jargon “ini politik bung”. Hilangkan jargon itu, jika kita ingin waras, merendahlah dan saling mengakui kemampuan orang lain.

Kedua, Jika ingin menampilkan citra sebagai partai, atau caleg yang Islami, mulailah itu dari hal yang paling kecil. Contoh, daripada uang itu mubadzir untuk membuat baliho, banner, dan poster yang membuat pusing masyarakat karena merusak pemandangan, lebih baik alokasikan saja untuk sodaqoh, bakti sosial, atau amal lainnya. Tapi ini pun akan dimentahkan oleh siapapun yang telah kehilangan akal sehatnya dengan dalih “kalau tidak pakai poster, bagaimana mau dikenal?”. Bayangkan, jika tiap banner dari tiap caleg diganti menjadi beras, bukankah terhindar dari mubadzir? Walaupun tidak terpilih, tapi pahala sodaqohnya sudah pasti dapat.

Ketiga, Berikan edukasi politik yang berakhlak, bermartabat bagi rakyat. Contohnya, silahkan berbeda pendapat, namun saling mendoakan dalam kebaikan. Kita memang bersaing, tapi kita tetap bersaudara “ikhwah”, apalagi kita sesama muslim. Yakinlah, bahwa orang yang beriman dan beramal sholeh akan dijadikan kholifah oleh Allah SWT di bumi-Nya. Dan sadarlah, bahwa pemimpin yang dzalim, lahir dari rahim masyarakat yang biasa pula berbuat dzalim. Inilah 3 hal, agar kita bisa menjaga akal sehat di masa politik.(MS/Debar)

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button