Al-Hikam: Ramadhan Momentum Perbanyak Belajar Al-Qur’an

DEBAR.COM.-BEJI, DEPOK- Bulan suci Ramadhan momentum untuk memperbanyak beribadah salah satunya dengan memperdalam Al-Qur’an. Tadarus atau membaca Al-Qur’an di malam hari dan khataman sudah menjadi tradisi di bulan ramadhan. Seperti yang dilakukan santri Pesantren Al-Hikam, Beji, Depok dalam mengisi kegiatan di bulan suci dengan memperbanyak bacaan Al-Qur’an.

“Di masa pandemi Covid-19 ini santri tidak pulang atau tinggal di Pesantren. Fokus untuk penguatan dan pendalaman Al-Qur’an. Muroja’ah (mengulang kembali hafalan Al-Qur’an-red) sebanyak tiga kali dalam sehari. Selain itu, ada juga ngaji pasaran (tradisi Pesantren mengkhatamkan kajian kitab kuning selama ramadhan-red),” ujar Pengasuh Pesantren Al-Hikam KH. Yusron Ash-Shidqi, Kukusan, Beji, Senin (27/04/2020).

Yusron menuturkan, sesuai dengan instruksi Pemerintah dalam pencegahan Covid-19 pihaknya memilih tinggal di Pesantren atau lockdown mandiri. Menurutnya, keputusan dipilih karena jumlah santri yang tidak terlalu banyak dengan mengikuti standar yang telah ditetapkan.

“Tetap kita menjaga diri sesuai dengan ketentuan. Mereka makan di Pesantren dan tidak boleh kontak dengan orang luar. Para mahasiswa sekolah Tinggi Kulliyatul Qur’an (STKQ) Al-Hikam semuanya Hafid perlu untuk menjaga hafalannya. Serta mempelajari ilmu perangkat pendukung dalam menafsirkan Al-Qur’an,” paparnya.

Ia menambahkan, bagi santri non Hafidz selama ramadhan diharuskan mengikuti Ngaji Aswaja An-Nahdilyah sebagai bentuk reflektif sudah se-Aswaja apa dimengerti. Ia mengungkapkan sebagai rujukan materi dari Tim NU Jatim dan Khazanah Aswaja Centre.

“Bagi santri Al-Hikam yang kuliah di kampus luar PTN atau PTS tetap menjalankan kuliah online. Setelah itu, kegiatan diisi dengan Al-Qur’an dan pengajian. Disamping itu, untuk pengajian online yang bisa diikuti masyarakat umum saya sendiri (Gus Yusron-red) kajian tafsir Jalalain, ust. Hilmi kajian tasawuf dan lainnya,” tandasnya.

Dikatakannya, momen ramadhan ini tepat untuk fokus dalam penguatan dan hafalan Al-Qur’an. Menurutnya, kuliah diliburkan dan dimanfaatkan untuk mencari keberkahan di bulan diturunkannya Al-Quran. “Kami berharap para santri istiqomah menjaga kemuliaannya menjadi Hafidzul Qur’an yang mau mengajarkan Islam rahmata Rahmatan Lil ‘Alamin,”jelasnya.

Bagi santri non Hafidz selama ramadhan diharuskan mengikuti Ngaji Aswaja An-Nahdilyah sebagai bentuk reflektif sudah se-Aswaja apa dimengerti. Ia mengungkapkan sebagai rujukan materi dari Tim NU Jatim dan Khazanah Aswaja Centre. “Bagi santri Al-Hikam yang kuliah di kampus luar PTN atau PTS tetap menjalankan kuliah online. Setelah itu, kegiatan diisi dengan Al-Qur’an dan pengajian. Disamping itu, untuk pengajian online yang bisa diikuti masyarakat umum saya sendiri (Gus Yusron-red) kajian tafsir Jalalain, ust. Hilmi kajian tasawuf dan lainnya,” tandasnya. (MFR/Debar)

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button