CerSi Situs Sejarah ‘Dibalik Tahura Depok Warisan Zaman Belanda’

DEBAR.COM.-PANCORAN MAS, DEPOK- Taman Hutan Raya (Tahura) yang merupakan bagian dari Ruang Terbuka Hijau milik Pemerintah Kota (Pemkot) Depok ternyata memiliki segudang cerita didalamnya, termasuk sejarah peninggalan belanda.

Awak media DepokPembaharuan (Debar) menghadirkan Cerita Singkat (CerSi) Situs Sejarah yang ada di Kota Depok peninggalan Zaman Belanda. Salah satunya adalah Tahura yang berada di wilayah Kecamatan Pancoran Mas, Depok. Tahura atau yang biasa masyrakat sebut sebagai cagar alam ini dulu merupakan lahan yang dikuasai oleh tokoh belanda terkenal yaitu Cornelis Chastelein, seorang tuan tanah daerah Depok.

Zaini Mz atau biasa dipanggil Kong Zaini (80) selaku tokoh masyarakat sekaligus sesepuh yang berada di kampung Pancoran Mas ini, mengatakan soal keberadaan Tahura tempo dulu, bahwa sebelum itu di sebut Hutan Depok dengan luas 150 hektare.

“Seiring berjalannya waktu pada tahun 1950 secara resmi belanda menyerahkan kedulatannya kepada indonesia termasuk Hutan Depok ini. Luas Hutan Depok menurut catatan kurang lebih 150 hetare, lalu digarap dan ditanam padi puma dan palawija. Kalau sekarang ini 150 hektare itu kira-kira seluas satu kelurahan Pancoran Mas ini,” kata Kong Zaini ketika di wawancara di kediamannya pada Selasa (12/01/2021).

Bahkan jauh sebelum itu, Zaini mengatakan bahwa secara sepiritual Tahura Pancoran Mas ini disebut Alas Tua. Menurut beliau nama tersebut diberikan oleh guru sepritul sejak dahulu.

Keberadaan hutan tersebut sebelumnya sudah ditandai oleh Cornelis Castelein seluas 7 hektare. “Mengapa masih bertahan hingga kini, karna pada masa masih hutan belantara itu memang sudah ditandai oleh Cornelis Castelein dengan pagar kawat duri,  jadi masyarakat tidak berani menggarap lahan tersebut. Sampai saat ini menurut hasil akhir pengukuran badan pertanahan nasional kurang lebih 7 hektare,” paparnya.

Hal yang tak kalah menarik dari tempat tersebut adalah pohon rotan, pohon asli sejak zaman Taman Hutan Depok yang sudah tumbuh sangat lama dan sudah ada sejak Tahura tersebut dibuat.

Akhir kata, Kong Zaini berpesan untuk terus menjaga dan melestarikan keberadaan Tahura tersebut. Beliau juga megatakan bahwa hingga saat ini Pemda Depok berencana ingin membuat wisata di Tahura tersebut dan Kong Zaini sangat mendukung.

Namun jauh sari kata tersebut Kong Zaini sangat menekankan, bahwa Tahura tetap harus dijaga karena walau bagaimanapun itu merupakan aset sejarah warisan peninggaln belanda yang perlu dijaga.

“Keinginan engkong kepada masyarakat sekitar Tahura, tolong dijaga, dilestarikan situs sejarah karena ini satu satunya peninggalan dari zaman Hutan Depok tempo dulu, kalau tidak dilestarikan nanti tinggal nama saja. Kepada Pemda Depok dan masyarakat sekitar tolong kita jaga yg menjadi aset aset peninggal sejarah tempo dulu karena ini warisan dari leluhur terdhulu untuk cerita kepada anak cucu dimasa yg akan datang,” tutupnya. (ENI/Debar)

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button