Syiar Debar ‘Menuju Kemerdekaan Sempurna’ Oleh: Dr. KH. Mukhrij Sidqy, MA

DEBAR.COM.-DEPOK- Ketika Rib’I bin Amir radhiyallahu anhu, salah seorang utusan pasukan Islam dalam perang Qadishiyah, ditanya tentang kedatangan Rustum yang merupakan panglima pasukan Persia. Ia menjawab, “Allah mengutus kami untuk memerdekakan manusia dari penghambaan manusia kepada manusia, menuju penghambaan manusia kepada Rabb manusia, dari sempitnya kehidupan dunia kepada kelapangannya, dari ketidakadilan agama-agama yang ada kepada keadilan Islam”.

Kita harus mengakui bahwa para pahlawan revolusi telah mengorbankan jiwa raga, harta serta keluarganya untuk mempersembahkan Kemerdekaan untuk Bangsa Indonesia, namun usaha menuju Kemerdekaan tersebut belum sempurna. Karena masih banyak hal-hal yang disadari atau tidak masih menjajah manusia Indonesia khususnya.

Diantara penjajahan itu adalah penjajahan pola pikir. Penjajahan tersebut dilatar belakangi banyak faktor, diantara yang paling dominan adalah doktrinasi untuk mempertahankan eksistensi golongan tertentu dan motif ekonomi.

Seperti pernyataan Al Qur’an bahwa manusia yang paling mulia itu adalah yang paling bertaqwa, tetapi banyak upaya doktrinasi di masyarakat kita, bahwa ada segolongan suku atau keturunan yang lebih mulia dari yang lainnya, atau pemujaan kepada orang kaya, pejabat dan tokoh tertentu.

Pola pikir bahwa manusia memiliki ukuran keistimewaan berdasarkan hal materialis di atas adalah penjajahan pemikiran. “Penjajahan tersebut harus di lebur, bahwa siapapun orangnya, keturunan siapapun dia, ukuran keistimewaannya adalah ketaqawaannya. Bukan karena darahnya semata, apalagi harta dan jabatannya,”. (MUKHRIJ/Debar)

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button