Darul Fattah: Islam Agama Perdamaian Perekat Bangsa

DEPOKPEMBAHARUAN.COM.-MAGETAN- Aksi kekerasan atas nama agama masih menjadi ancaman bagi masyarakat dan Negara. Bahkan, aksi teror yang dilancarkan kelompok ekstrimis dan radikal berlandaskan pada pemahaman teks agama Islam yang sempit. Hal itu disampaikan Direktur Lembaga Kajian Islam Darul Fattah Ust. Achmad Solechan dalam Halaqoh Nasional Kebangsaan. Dalam kesempatan tersebut  mengangkat tema

“Mari Pererat Ukhuwah Untuk Perkuat  Negara Bangsa”. Dengan menghadirkan narasumber Prof. Masdar Hilmy, Ph.D (Wakil Direktur Pasca Sarjana UIN Sunan Ampel Surabaya), Dr. Imdadun Rahmat (Peneliti Darul Fattah) dan Dr. Abdul Ghofur (Pengasuh Ma’had Al-Anwar).
Achmad Solechan menuturkan, saat ini yang diperlukan adalah menggencarkan pemahaman bahwa Islam adalah Agama Perdamaian. Sebab, agama Islam sendiri telah mewarnai Bangsa ini dalam merebut kemerdekaan dan menjaga keutuhan NKRI.
“Potret hari ini bangsa kita sedang mengalami krisis identitas, kalau tidak di manaje bisa membahayakan Negara. Agama dipakai untuk kepentingan politik sesaat, pribadi, pragmatis, pemecah belah dan adu domba. Belum lagi, adanya medsos dengan  gencarnya adanya ujaran kebencian turut serta memperpanjang dan menyebar hoax. Padahal, Islam agama damai yang mengedepankan akhlakul karimah. Mari kita perkuat ukhuwah Islamiyah dan Wathoniyah untuk keutuhan NKRI,” ujarnya dihadapan peserta dari perwakilan alim ulama, tokoh masyarakat dan pemuda. Aula PPI Magetan, Jawa Timur. Sabtu (24/03/2018).
Indonesia Ladang Islam Radikal
Peneliti Lembaga Kajian Islam Darul Fattah Imdadun Rahmat mengatakan berbicara tentang Islam damai di Indonesia bukan tanpa alasan. Sebab, Indonesia merupakan ladang yang empuk bagi perkembangan Islam radikal. Mereka melakukan aksi kekerasan dengan mengatasnamakan agama Islam.
“Bahkan, trend sepuluh tahun terakhir intoleran atau tindak kekerasan yang mengatasnakan agama Islam cenderung nak. Tentunya, kondisi ini berlawanan dengan ajaran Islam,” jelasnya.
Dirinya menambahkan, dalam sejarah bangsa Indonesia juga pernah mengalami masa kelompok yang ingin mendirikan Negara Islam seperti DI TII dan lainnya. Sedangkan, gerakan dari luar Negeri yang berasal dari Timur Tengah.
“ISIS, Al-Qaida masuk ke Indonesia sudah bermetamorfosis menjadi MMI, JI dan lainnya. Padahal, bangsa Indonesia sendiri mengenal dengan Islam Rahmatan Lil Alamin. Yaitu: Islam yang damai akan terus hidup lestari hingga akhir zaman,” kata mantan anggota Kommas HAM ini.
Islam Agama yang Damai
Wakil Direktur Pasca Sarjana UIN Sunan Ampel Surabaya Prof. Masdar Hilmy, Ph.D  menuturkan bahwa Islam damai terdapat dalam teks Al-Qur’an dan Hadits. Menurutnya, banyak ayat maupun hadis yang mengajarkan cinta kasih, perdamaian, memaafkan, rekonsiliasi dan lainnya.
“Islam bukanlah agama pedang dan perang. Dalam sejarah masuknya Islam ke Indonesia juga melalui sosio kultural dan budaya. Sehingga, Islam yang ada di Indonesia bercirikan dengan kedamaian dan keramahan,” tuturnya.
Hal senada diutarakan  Pengasuh Ma’had Al-Anwar  Dr. Abdul Ghofur mengungkapkan bahwa dalam sejarah Nabi Muhammad sangat atoleran dan penuh kasih sayang dalam menjalankan dakwahnya. Bahkan, lanjutnya, pada masa khalifah Umar saat memasuki Al-Quds di Palestina juga dalam hubungan dengan non muslim sangat baik. Pasalnya, membiarkan orang kristiani untuk membangun kembali gerejanya.
“Islam yang damai itu tidak hanya berlaku pada sesama muslim saja. Tapi juga, pada semuanya seperti memberikan kedamaian dan kenyamanan saat menjalankan ibadahnya sesuai dengan keyakinan masing-masing. Perlu diketahui, bahwa perbedaan adalah rahmat,” tandasnya. (2N/Debar)

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button