Kaum Muda Jangan Apatis, Paslon harus Hadirkan Energi Baik
DEBAR.COM.-DEPOK- Hanya hitungan hari, Kota Depok akan melaksanakan pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota. Dua pasang calon bersaing merebut simpati masyarakat. Beragam cara dilakukan, mulai dari door to door hingga kampanye di media sosial.
Adalah Pradi Supriatna – Afifah Alia, pasangan Nomor Urut 1 yang didukung PDI Perjuangan, Gerindra, Golkar, PAN, PKB dan PSI, serta enam partai non parlemen.
Sedangkan pesaingnya Mohammad Idris – Imam Budi Hartono, paslon Nomor Urut 2 hanya didukung tiga parpol parlemen, PKS, PPP dan Demokrat serta satu parpol non parlemen.
Menariknya, kedua cawalkot yang bertarung adalah incumbent. Idris tercatat sebagai walikota dan Pradi wakil walikota pendamping Idris hingga masa jabatan 2021.
Inisiator Gerakan Muda Depok (GMD), Bobby Afif Mohammad Norman menanggapi momentum Pilkada Depok 2020. Menurutnya, kedua paslon adalah orang-orang terbaik yang dimiliki Kota Depok dan memiliki nilai berarti di hati para pendukungnya.
“Ibarat orang sedang dimabuk asmara, para paslon terlihat luar biasa di mata pencintanya,” ungkap Bobby di bilangan Margonda, baru-baru ini.
Namun, ia berharap kedua paslon dan para pendukungnya agar bersikap santun serta bijak dalam berkampanye. Hal ini untuk menjaga kondusifitas Kota Depok
“Sudah gak jaman lagi pakai isu-isu SARA untuk menang Pilkada dan gagah-gagahan pakai otot. Sudah waktunya otak yang bekerja mengalirkan energi baik ke masyarakat. Saatnya adu gagasan, adu visi misi untuk pembangunan Kota Depok ke depannya. Kalau sudah jadi jangan lupa merealisasikannya,” ujar Bobby.
Meski demikian, Bobby menyebut GMD tetap dalam posisi netral di Pilkada Depok 2020. Karena, sejak berdiri di 2014, organisasi ini berkomitmen berada di jalur memberikan edukasi dan literasi Pilkada Depok ke publik.
“Karena itu harus clear dan bebas kepentingan. Sehingga bisa memberikan cover both side secara proporsional dan objektif terhadap calon-calon yang ada,” paparnya.
Namun, diakuinya, GMD tidak mempersalahkan bila ada anggotanya yang bergabung sebagai timses calon ataupun anggota parpol.
“Itu hak politik kawan-kawan. Saya punya pilihan, mereka juga punya pilihan. Jadi tidak bisa dilarang,” terangnya.
Pilkada tahun ini relatif berbeda karena berada di tengah situasi pandemi Covid-19, namun Bobby meminta masyarakat tidak apatis, terutama kalangan muda yang mendominasi di Kota Depok. Karena satu suara menentukan arah pembangunan Kota Depok lima tahun ke depan.
Hal ini juga menjadi tantangan bagi KPU untuk terus bersosialisasi dan meyakinkan masyarakat agar ikut perpartisipasi dalam momentum pilkada di situasi yang tidak biasa ini.
“Pro kontra pilkada di tengah pandemi pasti ada. Namun bagi masyarakat yang ingin memilih ke TPS 9 Desember harus tetap patuhi protokol kesehatan. Tetap jaga jarak, pakai masker dan selalu membersihkan tangan. Pemerintah pasti juga sudah mempertimbangkan dengan matang skema pilkada di tengah pandemi sesuai prokes,” tandasnya.