Syiar Debar ‘Pembawa Berita Adalah Sebagian Tugas Kenabian’ Oleh: Dr. Mukhrij Sidqy, MA

DEBAR.COM.-DEPOK- Berita dalam bahasa Arab adakalanya disebut An-Naba (berita penting dan besar). Kata ini memiliki akar kata yang sama dengan Al-Anba yang berarti investigasi dan An-Nabiy yang berarti pembawa berita. Hanya saja, kata dengan akar kata tersebut dikhususkan untuk menyebut berita yang besar, agung, penting dan akurat kebenarannya. Jika berita yang dimaksud tidak demikian, maka tidaklah disebut An-Naba melainkan Al-Khabar, yakni berita biasa, tidak terlalu penting, mungkin benar mungkin juga tidak.

Pembawa berita dan investigator juga merupakan peran penting di era Nabi Sulaiman as. Ketika itu yang bertugas mencari dan menyampaikan berita (informasi) adalah seekor burung yang bernama Hudhud. Satu ketika Hudhud dicari dan hendak dimarahi karena tidak berada dalam rombongan Nabi Sulaiman as, dan hanya akan diampuni jika ia pulang dengan berita yang penting lagi benar (nabain yaqin). Benar saja, ketika pulang, Hudhud membawa berita tentang Ratu Bilqis dan kaumnya yang menyembah matahari.

Jika seorang Nabiy sesuai dengan sebutannya merupakan pembawa berita agung nan benar, adapula berita dusta yang disebut dengan ‘ifk. Berita-berita dusta ini biasanya dibawa oleh orang munafiq. Karena, diantara tanda kemunafikan adalah jika berkata ia berdusta. Maka, siapa yang menyampaikan berita benar, pantaslah ia disebut khadimun nabiy (pelayan nabi), dan siapa yang concern pada berita agung nan benar ia telah mengambil sebagian dari tugas kenabian.

Berita dapat membangun tatanan masyarakat atau menghancurkannya. Berita yang agung nan benar hanyalah bersumber dari Al-Quran, maka penyampainya telah melaksanakan sebagian tugas kenabian. Dengan berita Al-Quran itulah peradaban Islam memimpin dunia, sebagaimana sabda Rasulullah SAW “Sesungguhnya Allah SWT meninggikan suatu kaum dengan Al-Quran dan merendahkannya”. Sebaliknya, dengan berita bohong atau dusta, banyak bangsa telah hancur porak poranda (Libya, Suriah, Irak dll), karena dicitrakan dengan penuh kedustaan oleh para pemilik berita.

Seorang pembawa berita harus menyadari bahwa berita yang dibawanya memiliki pengaruh di masyarakat. Berita yang baik akan membentuk masyarakat yang baik juga sebaliknya. Lebih dari itu, berita bohong itu berjalan dari satu kepala ke kepala lainnya, dipercaya oleh satu orang ke orang lainnya. Jika kebohongan itu menyangkut nama baik seseorang, maka sungguh ia mendzolimi seseorang dengan kedzaliman yang sangat Sulit dihentikan, maka jadilah pelayan Nabi, dengan membawa berita yang benar. (MUKHRIJ/Debar)

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button